Selasa, 10 Juli 2007

Di WajahNya kau lihat RidhaNya

Istilah lain untuk kata "ridha" adalah rela, ridho, puas, senang, suka dsb

Ridha seseorang bisa dilihat dari ekspresi wajahnya. Wajah yang padanya terdapat dahi yang sedang berkerut atau tidak, berseri atau tidak, atau menampakkan warna hitam "bekas sujud" atau tidak, juga padanya terdapat sorotan mata yang tajam, penuh kasih sayang atau sorotan mata yang penuh kedengkian atau tidak, ada lesungan pipi atau tidak, terdapat senyuman di bibirnya atau tidak dst akan bisa dibaca oleh orang-orang yang arif (yang mempunyai kemampuan mengenali).

Tidak ridhanya seseorang juga tergambar dari wajahnya.

Karena itu orang2 yang merindukan perjumpaan dengan Tuhannya atau merindukan memandangi wajahNya berarti ia termasuk orang2 yang merindukan ridha Tuhannya. Yang paling penting adalah ridha Tuhan, bahkan lebih penting daripada segala kenikmatan surga dengan segala fasilitasnya.

Banyak belajarlah dari wajah... atau muka.. atau face.. itu

Minggu, 08 Juli 2007

Selain Wajah Tuhan, segala sesuatu akan binasa

"Segala sesuatu akan sirna kecuali Wajah Tuhan"
"Akan tetap kekal Wajah Tuhanmu, yang mempunyai keagungan dan kemuliaan"
"Dia-lah alfa dan omega"

Itulah 3 ayat yang menyatakan bahwa Tuhan adalah awal dan akhir segala sesuatu. Tuhan adalah awal bukan berarti Tuhan mempunyai awal, sebab Tuhan adalah "Sesuatu" yang tetap ada. KeberadaanNya tidak dipengaruhi oleh sesuatupun di luar diriNya.
Tuhan adalah akhir, bukan berarti Tuhan akan berakhir, sebab Tuhan adalah "Sesuatu" yang akan senantiasa ada.

Tuhan tidak menempati ruang sebab mempunyai ruang adalah sifat dari ciptaanNya.
Tuhan tidak terikat dengan waktu. Sebab waktu adalah efek gerakan relatif benda-benda yang termasuk kedalam makhluk dan dirasakan oleh makhluk sendiri. Bagi Tuhan, tidak ada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Bagi Tuhan, ketiga macam waktu itu sudah ada di depan Mata-Nya, seperti melihat sebilah penggaris yang sudah kelihatan pangkal, tengah dan ujungnya bagi Tuhan.

Jadi hanya Tuhan yang benar-benar kekal abadi ("baqa"). Selain Dia, semuanya akan musnah, sirna dan binasa. Karena memang demikianlah sifat daripada makhluk (CiptaanNya).

Tentang "kekalnya akhirat" berbeda dengan "kekalnya Tuhan" akan kita sampaikan di judul blog yang khusus disini

Jumat, 06 Juli 2007

Tobat adalah jalan menuju kebahagiaan.

Pelaku dosa besar sekalipun, asal di ujung kematiannya bertobat maka tetap akan masuk surga. Misalnya pembunuh ribuan orang, pezina dsb tetap masuk surga asal di hatinya tidak ada Tuhan yang lain selain Allah.
Orang yang durhaka kepada orang tuanya ketika masih hidup, kalau ia bertobat sebelum meregang nyawa, maka dosanya masih terampuni dan masuk surga.

Sesungguhnya kebaikan-kebaikan menghapus dosa-dosa, asalkan di hatinya ada Tauhid.
Seorang pezina yang mengasihani seekor anjing yang hampir mati kelaparan masuk surga sebab didalam hatinya masih ada Tauhid yang mendorongnya untuk berbuat baik.

Tiada kebaikan tanpa Tauhid.
Tauhid-lah jalan menuju kebahagiaan

Semua orang yang bertauhid masuk surga

Semua orang yang meyakini keesaan Tuhan dan membersihkan pikirannya dari segala bentuk "penduaan" atau penyerupaan akan sifat-sifat Tuhan akan masuk surga.
Sudah ditetapkan Tuhan bahwa syarat utama masuk surga adalah tidak mengingkari keberadaan Tuhan dan sifat-sifatNya.
Sementara syarat kekekalan dalam neraka adalah pengingkaran keberadaan Tuhan dan menyalahi sifat-sifatNya termasuk penyerupaan Tuhan dengan karya-karyaNya sendiri.

Konsep dasar kehidupan akhirat (surga) adalah kehidupan yang sejati dan sesungguhnya. Kehidupan yang tidak ada lagi pengalaman kematian didalamnya. Kehidupan tanpa akhir. Kehidupan yang "berujung" dengan meleburnya makhluq kedalam Khaliq --inilah yang dikatakan "kembali ke asal". Bukan lagi tempat penyembahan dan pemujaan kepada Tuhan karena akhirat adalah suatu masa dimana manusia sudah diberi hak "keterbebasan" dari sifat2 kemakhlukan duniawi yang menuntut banyak penderitaan seperti ketika masih di dunia.
Tidak seperti dalam keyakinan Kristen yang mengatakan bahwa kehidupan surga lebih menyerupai kehidupan para malaikat yang tidak makan-minum, tidak hidup berpasangan dsb.
Akan tetapi kehidupan akhirat melampaui kualitas kebahagiaan kehidupan para malaikat.
Juga tidak seperti dalam ajaran Buddha, bahwa akhirat adalah tempat dan masa dimana kehidupan manusia meningkat statusya menjadi kehidupan para dewa atau mendekati seperti kehidupan Tuhan.

Intinya semua manusia yang bertauhid masuk surga. Akan berbahagia. Kebahagiaan melihat senyuman di Wajah Tuhan melampaui semua bentuk kebahagiaan termasuk pelukan bidadari yang hangat dan jelita. Hanya inilah jalannya.

Senin, 02 Juli 2007

Iman Primer

Setiap orang pasti meyakini akan adanya Tuhan atau "apapun" yang ia anggap lebih menguasai dirinya dan lingkungannya.
Setiap orang bisa menemukan Tuhan secara pribadi, sebelum ada seorang pun yang memberitahukan padanya tentang Tuhan.
Setiap orang dengan prinsip seperti ini pasti akan memiliki sebuah iman, yang bisa disebut sebagai "iman primer"